Sabtu, 03 Oktober 2020

Saat Niat Baik Menjadi Malapetaka Untuk Kita

https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2020/04/11/whatsapp-image-2020-04-10-at-23-37-27-5e90ad1b097f3623245cf552.jpeg?t=o&v=760

 

Promo menjadi sebuah kata yang sangat menarik dan paling dinanti oleh sebagian besar konsumen. Baik dari kelas bawah, menengah ataupun atas sangat tergiur dengan tulisan tersebut. Maka tak heran jika setiap kali ada harga promo, konsumen akan rela antri berjam-jam demi mendapatkan produk tersebut. Dari sisi konsumen, tidak ada yang salah dengan promo. Begitupun juga dengan pihak produsen. Mereka pasti telah menghitung besaran biaya yang harus mereka keluarkan dan keuntungan dari strategi promosi tersebut. Jadi sebenarnya tidak ada yang salah dari kata-kata promo tersebut.

Salah satu hal yang paling menarik perhatian saya, dan tentunya anda adalah penerapan strategi pemotongan harga yang dilakukan oleh salah satu restoran cepat saji yang pada beberapa hari yang lalu baru saja berhasil memanjakan konsumen dengan memberikan potongan sekian puluh persen. Respon masyakat pun sangat besar, sehingga mereka rela menunggu dengan membuat antrian di jalan raya yang cukup panjang.

Sebenarnya tidak ada permasalahan yang muncul dari kasus ini. Permasalahan muncul ketika antrian tersebut akhirnya harus membuat kemacetan dan menjadi sumber permasalahan bagi pengguna jalan lainnya. Alhasil banyak pengguna jalan yang mulai memberikan sumpah serapah kepada pihak lain. Baik kepada pengguna jalan yang merupakan konsumen dari restoran cepat saji tersebut, ataupun bagi restoran tersebut.

Ya, inilah yang disebut dengan niat baik tidak selalu direspon baik oleh orang lain. Seringkali kita melakukan banyak hal untuk menyenangkan orang lain. Segala macam cara kita lakukan agar orang lain menyukai kita. Kita mungkin juga telah mempertimbangkan banyak hal termasuk baik dan buruk dari apa yang akan kita lakukan. Tapi kenyataannya, tak jarang respon dari orang lain berada di luar ekspektasi kita. Semua seolah-olah menjadi berada di luar kendali kita.

Niat baik yang diiringi perbuatan pasti akan mendatangkan energi positif bagi kita. Niat baik adalah sebuah tindakan bagi kita untuk mewujudkan semua rencana kita untuk memberikan sebuah bukti kebaikan bagi orang lain. Hanya saja kita terlalu berharap untuk mendapatkan respon dari orang lain dengan secepatnya tanpa kita ketahui bahwa sebuah balasan kebaikan sebenarnya bisa saja terjadi secepatnya pada saat itu atau juga bisa membutuhkan waktu.

Wajar jika kita berharap semua niat baik kita dapat segera terjawab dengan mendapatkan respon yang baik pula dari orang lain. Hal itu juga sangat manusiawi. Namun akan menjadi masalah jika kita terlalu mengharapkan nya terlalu berlebihan. Menurut saya, respon dari orang lain adalah sebuah kondisi yang berada diluar kendali kita. Sehingga kita tidak bisa memaksanya untuk segera datang.    

Niat baik biarlah tetap menjadi niat baik yang sudah tertanam untuk tidak disesali. Karena bagaimanapun juga kita telah membuang energi positif. Sebuah niat baik juga merupakan sebuah bentuk suara Nurani. Biarlah itu menjadi sifat alami kita. Hidup menjadi orang baik merupakan pilihan yang berada di bawah kendali kita sekaligus menjadi sebuah panggilan. Walaupun adakalanya kebaikan yang kita berikan akan menjadi sebuah ketidakbaikan bagi diri kita. Jika itu terjadi, tugas kita adalah evaluasi diri. Mengapa semua cercaan itu kembali ke diri kita? Setidaknya dari tindakan niat baik dapat memberikan gambaran akan apa yang harus kita perbaiki, tapi tanpa kembali mengurangi niat baik yang sudah terlebih dulu kita lakukan.

 So, tetap berbuat baik sambil terus melakukan tahap perbaikan ya. Bless you.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ADA APA DENGAN THR? (Sebuah Filosofi Sistem Manajemen Kinerja)

Hi, lama banget laman blog ini sepi hahahaha. Oke, kali ini saya coba ramaikan lagi ya. Sama seperti yang sedang ramai dibicarakan diluar sa...