Akhir-akhir ini saya banyak membaca beberapa informasi mengenai kinerja pemimpin kita. Dari Jokowi sampai Anies pun semua memperoleh imbasnya. Yang dulunya memuji sekarang menghujat. Namun itu sangat wajar terjadi. Namanya juga dinamika kelompok.
Nah tulisan ini saya sengaja buat untuk melihat faktor apa saja yang membuat seorang pemimpin mampu menjadi seorang pemimpin yang efektif? Efektif artinya pemimpin yang bisa merefleksikan serta
mengaplikasikan prinsip-prinsip yang bisa membuat kinerja tim menjadi lebih baik. Sehingga diharapkan dapat memperoleh tujuan perusahaan. Lantas faktor apa saja yang dapat membuat pemimpin menjadi lebih efektif?
Emotional Intelligence
Selain IQ, syarat lain adalah kecakapan pemimpin mampu bekerja dengan melakukan tindakan-tindakan yang efektif.Ia membagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu kemampuan teknis seperti akuntansi dan perencanaan bisnis; kecakapan kognitiv; kemampuan dalam menunjukkan tingkat emosionalnya dengan contoh bagaimana mereka mampu bekerjasama dengan anggota kelompok lain. Bahkan Goleman juga mencontohkan bahwa perbedaan yang mendasar antara karyawan senior dengan para “pemain bintang” terletak pada kemampuan dalam mengelola kecerdasan emosional.
Adapun 5 komponen
kecerdasan emosional dalam bekerja adalah sebagai berikut:
- Self Awereness
Yaitu bagaimana kita mampu mengenali dan mengerti suasana hati, emosi serta dampak yang terjadi. Seseorang yang mempunyai kepedulian diri biasanya mereka lebih mengerti tentang nilai serta tujuan hidup serta lingkungan kerja sekitar. Untuk mengenali diri sendiri dapat dilakukan dengan keterbukaan pada diri kita sendiri. Orang dengan kepedulian diri yang tinggi akan dapat dilihat dari tingkat kepercayaan dirinya.
- Self Regulation
- Motivation
- Empathy
- Social Skill
Dari
poin tersebut sudah dapat disimpulkan bahwa Emotional
Intelligence sangat dibutuhkan dalam sebuah kepemimpinan. Selain itu jika
seandainya kita berbicara tentang kepemimpinan, kita pasti sudah sangat akrab
dengan jenis kepemimpinan yang authentic.
Kepemimpinan jenis ini tidak dapat
terjadi dengan sendirinya. Menjadi seorang pemimpin juga memerlukan adanya
latihan dan komitmen dalam pengembangan diri. Kita tidak dapat menutup diri
akan segala hal yang dapat mengembangkan talenta dan potensi kita. Satu hal
yang terpenting adalah bagaimana kita harus tetap terus mengobservasi dan
mengembangkan apa yang menjadi kelebihan diri kita. Apabila sudah mampu mengembangkan
potensi kita, maka ia akan mampu mendukung kelompoknya untuk turut berkembang
dan semakin berintegrasi.
Authentic Leadership
Lantas
bagaimana hubungan antara kepemimpinan yang authentic
terhadap pembentukan sebuah kelompok yang efektif? Pada awalnya seorang
pemimpin biasanya akan memunculkan ide-ide hebat dari pengalaman yang telah dialaminya
pada masa lalu. Setelah itu seseorang dengan jiwa kepemimpinan yang authentic haruslah mampu mengenali akan
apa yang menjadi kelebihan serta kelemahannya selama ini agar ia mampu
mengembangkan nilai serta tujuan hidupnya. Apabila semua telah dapat terwujud
maka ia akan mampu untuk menyeimbangkan antara kelebihan antara faktor internal
dan eksternal yang ada. Apabila ia mampu menyeimbangkan kedua faktor tersebut,
diharapkan ia akan mampu membangun sebuah tim dengan menciptakan integrasi yang
kuat sehingga masing-masing anggota kelompok mampu menjadi pemimpin. Dari sini
dapat dilihat bagaimana peran penting pengalaman pribadi di masa lalu terhadap
pembuatan keputusan dalam sebuah kelompok.
Bagaimana
kita mampu menjadi seorang figur dengan kepemimpinan yang authentic? Apakah cukup dengan IQ nya saja? Ternyata tidak. Banyak
orang yang menghormati seorang pemimpin buka hanya dari bagaimana ia berpikir,
tapi lebih kepada bagaimana seorang pemimpin tersebut mampu memberikan contoh
konkrit atas apa yang harus mereka lakukan, bukan hanya lip service saja. Selain itu, seorang pemimpin juga harus
mendapatkan apa yang sementara dicari atau dibutuhkan oleh para anggotanya.
Sementara itu jika kita berbicara tentang kepemimpinan, akan muncul banyak
pertanyaan yang mana salah satunya apakah benar bahwa kepemimpinan yang baik
itu dapat muncul dengan sendirinya? Jawabannya tentu tidak. Seseorang akan
menjadi pemimpin yang baik jika ia mampu mengatur dan terbuka atas segala
kekurangan dan kelebihannya.
Mitos Tentang Kepemimpinan
Tidak Benar. Kenyataannya tidak
semua orang mau untuk menjadi pemimpin.
|
Tidak selalu. Bisnis yang berhasil
diperoleh pula dari menejemen yang kompeten.
|
Jarang. Pemimpin juga lebih
cenderung memberikan pelatihan secara teknis.
|
Belum tentu. Orang mampu mencapai
puncak bisa jadi faktor lain. Politik misalnya.
|
Satu hal yang menarik dari kolom diatas adalah bahwa tidak semua manajer ternyata mampu menjadi pemimpin. Seorang manajer supaya dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin harus mengerti tentang cara memecahkan permasalahan yang ada melalui alat-alat ataupun pengetahuan tentang tim, baik secara internal ataupun eksternal. Sebagai pemimpin kita juga perlu untuk dapat membuat struktur yang baik bagi perusahaan kita untuk nantinya dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi.
Nah cukup rumit kan jadi pemimpin yang efektif itu? Buat yang selama ini gak puas sama pemimpin A, B, C dan sebagainya gak apa2 kok. Mengawal kinerja mereka itu wajar dan harus. Tapi berikan juga jalan keluar yang baik dan disampaikan juga dengan baik. Karena jadi pemimpin itu sejatinya gak gampang. Dan pemimpin kita juga manusia. At least manusia juga banyak kurangnya. Gak ada yang sempurna. Hehehe.. Sekian dari saya. Semoga bermanfaat ya tulisan saya ini.
See you!
See you!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar